Dengan kemajuan teknologi canggih masa kini, memang sangat memudahkan hidup setiap orang, terutama bagi saya sebagai orang tua yang sangat membutuhkan informasi untuk kesehatan anak terutama bagaimana memantau tumbuh kembang anak secara maksimal.
Rasa cemas dan khawatir serta rasa penasaran apakah sudah tepatkah saya sebagai ibu terutama untuk memberikan pola asuh gizi, pemberian asupan makanan yang bergizi terhadap anak ku selama ini? dan jika dibiarkan dalam pola asuh gizi yang salah yang pastinya berakibat menganggu kesehatan anak dan tumbuh kembangnya hingga dewasa.
Oleh karena itu pentingnya untuk bertanya (berkonsultasi) kepada dokter spesialis anak untuk hal tersebut. Tetapi kadang kala waktu yang tidak bisa memungkinkan untuk datang ke rumah sakit. Nah, salah satu aplikasi terbaik untuk memberikan kemudahan bagi ibu untuk mengetahui pengasuhan gizi yang tepat pada anak yaitu
Halodoc.
|
Aplikasi Halodoc |
Apa sih Halodoc itu? yaitu sebuah star-up Indonesia berupa aplikasi kesehatan yang layaknya kotak P3K berjalan yang selalu digenggaman dengan memberikan kemudahan dan menjaga dan memeriksa kesehatan anggota keluarga yang melayani hingga 24 jam. Dan layanan aplikasi Halodoc atau website
www.halodoc.com ini bisa kita download di Goggle Play atau Apps Store.
Ada berbagai fitur-fitur yang terdapat di aplikasi Halodoc yang sangat bermanfaat dan mempermudah mengakses layanan kesehatan, berupa yaitu :
1. Berkonsultasi langsung dengan dokter anak melalui video call. Aplikasi Halodoc memiliki tim medis mulai dari dokter umum, spesialis anak, internis, hingga spesialis maya yang online 24 jam.
|
Fitur layanan dokter |
2. Pharmacy Delivery, yaitu fitur layanan apotik antar 24 jam yang bebas biaya pengantaran, sehingga para ibu bisa memesan obat melalui fitur ini.
|
Fitur layanan apotik antar |
3. Labs, layanan pengecekan kesehatan yang berkerjasama dengan Prodia, dan fitur ini memungkinkan phlebotomist (petugas lab) untuk datang ke rumah atau kantor dan layanan Labs ini dapat melakukan pengecekan darah seperti cek darah atau urine. Dan untuk layanan Labs ini untuk saat ini tersedia untuk dimanfaatkan disekitar Jakarta Pusat dan Selatan.
|
Fitur layanan Labs |
Tidak hanya itu fitur-fitur yang tersedia di Halodoc selain bisa hubungi dokter, beli obat, cek labs, kini kita bisa mengakses semua informasi seputar kesehatan, gaya hidup di laman artikel Halodoc seperti kategori Beauty, Sex, Diet, Kids, Fitness, Pregnancy dan Food, makin lengkap ya dan kalau penasaran dengan berbagai fitur-fitur nya, langsung download ya.
|
Fitur artikel |
5 Kesalahan Pola Asuh Gizi
Semua orang tua (ibu) tentunya ingin memberikan yang terbaik untuk memenuhi gizi kepada anak dengan memberikan yang terbaik dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal.
Dan salah satu faktor yang cukup memberikan peranan penting dalam tumbuh kembang anak adalah pola asuh gizi kepada anak, namun sering kali orang tua mendapat tantangan yang berbeda-beda dalam pola asuh gizi ini. Namun seringkali para ibu tidak menyadari pola pengasuhan gizi yang keliru, yang mengakibatkan anak tidak mendapatkan gizi yang optimal dari asupan makanan yang diberikan oleh ibu.
Nah, pada kesempatan ini saya beruntung banget pada tanggal 13 April kemaren mendapatkan undangan talkshow parenting bersama
Mom Blogger Community (MBC) dan Halodoc bertempat di Dailycious Cafe, Gading Serpong dengan tema 5 Kesalahan Pola Asuh Gizi Pada Anak. Dengan memghadirkan dr. Herlina, Sp. A yang merupakan salah satu tim medis di Halodoc.
|
dr. Herlina Sp. A, salah satu tim medis di Halodoc |
Menurutnya pentingnya pemenuhan gizi pada anak dimulai sejak anak dalam kandungan hingga setelah dilahirkan (0-2 tahun) karena apabila asupan gizi tidak tepat dan maksimal adanya gangguan adanya pertumbuhan atau gangguan kesehatan pada anak (intelektual, kognitif, fisik). Berikut 5 kesalahan pola asuh gizi pada anak, yaitu :
- Memaksa anak untuk makan
Orang tua pasti senang apabila melihat anaknya makan dengan nafsu yang besar (lahap) dan apabila saat anak enggan makan, jangan paksa anak untuk mengkonsumsi atau menghabiskan makanannya, karena akan hanya membuatnya merasa terpaksa dan justru akan tidak menyukai kegiatan ini. Dalam hal ini dr. Herlina, Sp. A menyarankan untuk biarkan memberikan waktu sejenak (tidak dipaksakan) kemudian coba tawarkan kembali dan biasakan jam makan tidak berubah.
2.
Pemberian MPASI sebelum waktunya
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi anak yang gizinya sangat lengkap yang sebaiknya diberikan sejak dilahirkan hingga minimal usia 6 bulan secara ekslusif dan bukannya MPASI. Banyak para ibu yang salah menangkap jika bayi sudah diberikan ASI tetapi tetap menangis terus, dan beranggapan kalau bayinya masih lapar dan perlunya tambahan makanan tambahan seperti pemberian pisang, padahal pada usia ini sistem pencernaannya belum sempurna, dan jika dipaksakan diberikan MPASI akan menimbulkan reaksi atau gangguan pencernaan seperti konstipasi.
3.
Memberikan cemilan yang tidak sesuai dengan usianya atau berlebihan
Para orang tua sebaiknya harus membedakan camilan untuk orang dewasa dan anak adalah berbeda, sebaiknya para orang tua harus bijak dalam memberikan camilan bagi anak yang belum sesuai usianya dan porsinya dan berikan camilan yang bernutrisi seimbang.
4.
Pemberian makanan yang manis
Tak dipungkiri bahwa anak suka sekali dengan makanan yang manis dan tidak dipungkiri masih banyaknya orang tua masih memberikan makanan yang manis kepada anak, karena selain yang kurang baik juga dapat beresiko terhadap kesehatan anak (tumbuh kembangnya) salah satunya, seperti gigi rusak, obesitas, menghambat dan menurunkan nafsu makan, hal ini karena makanan yang manis akan membuat anak kenyang lebih lama sehingga menganggu asupan makanan yang bergizi yang dibutuhkan tubuh.
5.
Pemakaian DOT terlalu lama
Kadang kala para orang tua memilih cara yang praktis untuk memberikan susu dengan botol dot agar tidak perlu ditemani, dan pemberian dot yang terlalu lama pada anak akan berpengaruh buruk pada pembentukan struktur rahang gigi si anak, membentuk rahang atas yang terlalu maju atau rahang bawah yang mundur. Sebaiknya penggunaan dot dibatasi setelah usia anak lebih 6 bulan, kemudian menghentikannya sama sekali beberapa bulan sesudahnya.
Demikianlah 5 pola asuh gizi yang salah dan pentingnya saran dari ahli medis serta tindakan yang benar saat menangani gizi dalam masa perkembangan anak atau gangguan kesehatan, dapat meminimalisir beragam akibat yang fatal sebelum terlambat.
#katadokterHalodoc #SehatLebihMudah
Untuk informasi tentang Halodoc kita bisa lihat dan ikuti sosial medianya
Facebook : Halodoc
Instagram : @halodoc
Twitter : @HalodocID
Website . : www.halodoc.com