Jadi teringat dengan permasalahan yang dialami adik ipar saya, yang memiliki anak laki-laki usia 4 tahun, bahwa dia sudah mengenalkan gadget pada anaknya sejak usia 1 tahun lebih, awal pengenalan gadget terbiasa lihat kakaknya bermain game lewat handphone sebagai penonton saja dan makin lama kebiasaan dia pun tertarik untuk ikut memainkannya aplikasi game yang ada di handphone tersebut. Karena melihat anaknya tenang saja jika sang adik memegang handphone, dan tidak disadari gadget tersebut kebutuhan keseharian yang tak terpisahkan yang diberikan selama berjam-jam, bahkan sampai tidur pun harus ada gadget yang mendampinginya. Jika sehari saja tanpa adanya gadget pasti dia menangis, marah dan rewel, mau gak mau sang ibu rela memberikan gadget kepada anaknya.
Jika saya mengunjungi rumahnya, pasti sang anak fokusnya ke gadget tersebut, tidak memperdulikan orang yang datang atau berbicara kepadanya, aduh sedih dalam hati ini melihatnya, sang ibupun bercerita sudah pasrah melihatnya anaknya ketergantungan terhadap gadget.
Pada hari Jumat, 31 Agustus 2018, beruntungnya saya menghadiri acara Mom Blogger Gathering SIS Bona Vista bersama Blogger Perempuan Network dengan membahas bagaimana pola asuh anak menuju di Era Digital ini dengan cerdas dengan narasumber utama dari penulis buku Raising Children in Digital Era, Ibu Elizabeth T Santoso M. Psi yang disapa akrab dengan ibu Lizzie.
Acara ini diadakan bertempat Singapore Intercultural School (SIS Bona Vista) yang beralamat di jalan Bona Vista Raya, Lebak Bulus, Cilandak Jakarta Selatan. Dan alhamdulillah perjalanan ke SIS Bona Vista sangat lancar dan ini merupakan pengalaman pertama saya mengunjungi Singapore Intercultural School dan ada rasa kagum menginjak SIS Bona Vista ini, sekolah yang tertata rapi, bersih, dan luas, jadi kepengen anak saya sekolah disini, pasti ada kebanggaan tersendiri..hehehe...
Bagian depan gedung SIS Bona Vista |
Pintu Masuk SIS Bona Vista |
Acara Blogger Gathering ini dimulai sekitar pukul 9 pagi melalui sapaan MC cantik mba Desy Yusnita dari Blogger Perempuan Network, dan sebelum paparan dari ibu Lizzie dimulai, kata sambutan dari pihak kepala sekolah SIS Bona Vista yaitu Mr. John P Birch dan moment itu juga ibu lizzie memberikan karya bukunya kepada Mr. John.
Ibu Elizabeth T Santoso dan Mr. John P Birch |
Sebagai praktisi psikolog anak dan remaja juga sebagai ibu dari 3 putri, ibu Elizabeth T Santoso M. Psi kritis dengan perilaku anak diera digital ini, seperti yang tercakup dalam bukunya Raising Children in Digital Era, mengungkapkan seiring hadirnya kecanggihan teknologi seperti gadget sebagai media sosial, internet, online maupun games dan yang sekarang ini sudah menjadi dasar kebutuhan dalam gaya hidup, terutama pemberian gadget pada anak yang belum cukup usia dan terlalu dini pemberian gadget, sehingga sangat berpengaruh pada pola asuh pada anak, sehingga gadget seakan-akan menggantikan kehadiran orangtua sebagai pendidik dirumah
Foto duduk mba Desy Yusnita dan ibu Elizabeth T Santoso M. Psi |
Memang tidak secara merta kita tidak bisa untuk menyalahkan gadget bagaimana memberikan dampak buruk kepada anak, tetapi dilihat disisi lain bahwa gadget juga memberikan pengaruh positif apabila penggunaannya secara tepat, terkontrol dan bijaksana.
Kehadiran Gadget ini diakui sebagai sarana media memang sangat membantu dan memudahkan pekerjaan sehari-hari dan banyak manfaat yang bisa dilakukan gadget misalnya saja, membayar tagihan keuangan, menonton film, browsing, belanja dan yang lainnya, dan didalam gadget ada beberapa aplikasi yang bisa dijadikan metode pembelajaran akademik untuk anak.
Menurut ibu Lizzie, anak diera digital ini memiliki Karakteristik yaitu
- Memiliki ambisi yang besar untuk sukses
- Generasi baru mencintai kepraktisan
- Berperilaku instan
- Cinta kebebasan
- Percaya diri
- Keinginan besar untuk mendapatkan pengakuan
- Digital dan teknologi informasi
Berikut beberapa Karakteristik jika anak maupun remaja jika sudah kecanduan gadget yaitu :
- Perilaku yang tak terkontrol
- Menelantarkan, tidak menghiraukan teman atau keluarga
- Perilaku kurang tidur
- Menunjukan rasa bersalah, cemas, rasa depresi sebagai akibat dari perilaku adiksi
Peranan sebagai orangtua, dapat mengalihkan anak perhatiaannya terhadap gadget, misalnya dengan memberikan permainan yang edukatif, tidak yang membosankan yang dapat membentuk kreatifitas anak (anak lebih butuh mainan ketimbang gadget). Dan usahakan dalam memberikan keinganan anak haruslah disertai usaha dari anak terlebih dahulu.
Ada beberapa tips untuk menghindari gadget, yaitu :
- Matikan notifikasi dalam gadget
- Batasi diri terhadap penggunaan gadget
- Matikan gadget pada saat tidur
- Gunakan password yang panjang dan sulit
- Jadilah pengguna gadget yang bijaksana dan seimbang
- Penggunaan sosial media tidak diperuntukan untuk dibawah usia 13 tahun
- Aplikasikan aturan dasar
- Setting privasi dalam social media
- Gunakan perangkat lunak yang dapat menyaring website (filtering softwere)
- Tidak menggunakan laptop atau komputer dikamar anak dibawah usia 14 tahun
- Orangtua harus jeli untuk memperhatikan situs-situs yang sering dikunjungi atau orang-orang yang berkomunikasi dengannya
- Orangtua wajib mencontohkan perilaku teladan dalam penggunaan social media
- Bicarakan dengan anak mengenai bahaya online
- Batasi penggunaan telepon genggam
Mba Monika Arviany |
Singapore Intercultural School Bona Vista (SIS Bona Vista)
SIS (Singapore Intercultural School) adalah jaringan sekolah yang didirikan pada tahun 1996, yang terinspirasi oleh potensi Indonesia dan metodologi Singapura yang terus berkembang. Dimana jaringan SIS ini memberikan kurikulum Singapura, Cambridge, IB dalam lingkungan kekeluargaan dan yang memprioritaskan pembelajaran yang disesuaikan oleh masing-masing individu. SIS ini mengedepankan ke sumber belajar, mengembangkan ide kreatif dan memungkinkan guru dengan murid dapat berkerja sama diseluruh bidang.
Singapore Intercultural School (SIS) ini terdiri dari 7 sekolah (SIS Group Of School), yang berada di Jakarta terdiri dari 3 sekolah yaitu di Bona Vista, Kelapa Gading dan Pantai Indah Kapuk dan untuk diluar daerah berada di Cilegon, Medan, Palembang dan Semarang. Dan untuk pusat (central) SIS ini di Bona Vista Lebak Bulus. Pada saat ini kepala sekolah (head teacher) SIS Bona Vista dipimpin oleh Mr. John P Birch yang berasal dari Inggris.
Seperti yang dijelaskan diatas tentang tema yang dibahas ibu Lizzie, hubungan anak diera digital ini pun sesuai dengan Visi dan Misi dari SIS ini yaitu "inspiring Learner Toward Greater Heights" (Visi) dimana SIS ini untuk menginspirasi anak tidak cukup puas di zona aman nyaman anak tersebut tetapi untuk menuju lebih tinggi lagi masa depan mereka.
Misi "To Spark Curiosity and Inquiry While Developing Values and 21st Century Skills, We Prioritise Learners and Personalise Learning To Make a Better World".
Kelebihan SIS ini terdapat play class (usia 18 bulan), Primary, Secondary, dan sampai ke jenjang Junior Colloge (grade 11-12) yang akan mendapatkan kelulusan Diploma dan kelebihan lainnya pembelajaran di satuan pendidikan adanya 3 kurikulum SIS Bona Vista ini. Dan kelebihan program SIS ini dapat mempelajari bahasa daerah antara lain Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia.
Mengapa SIS Bona Vista ini juga dinamakan Singapore International School karena di SIS ini berasal dari 80% guru ekspatriat, 70% murid ekspatriat dan 30% berasal dari murid Indonesia.
Saya pun ikut berkeliling berserta teman yang lain keseluruh ruang sekolah dan kagum akan fasilitas yang lengkap dimulai dari laboratorium, kelas, area kelas olahraga, area kelas seni atau bahasa menunjang dalam kegiatan belajar di SIS Bona Vista ini.. Oh ya didalam kegiatan belajar tingkat SD, SMP dan SMA di SIS Bona Vista ini dalam satu kelas maksimal 24 orang saja.
Laboratorium Biologi |
Ruang kelas untuk Sekolah Dasar |
Perpustakaan |
Area Olahraga |
Penasaran dengan SIS Bona Vista ini, datang saja pada Sabtu, 15 September 2018 akan ada acara open house tentang informasi SIS Bona Vista yang beralamat di jalan Bona Vista Raya Lebak Bulus Jakarta 12440, Telepon +62 21 759 14414 dan Email : sisbonavista@sisschool.org
Rasing choldren in digital era sangat membantu anak menjadi pintar dengan gadget akan tetapi perlu pengawasan orangtua
BalasHapus